Manajemen adalah seni atau proses menyelesaikan sesuatu dalam rangka pencapaian tujuan. Pada pelaksanaannya, proses ini terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengimplementasian, pengendalian, dan pengawasan, yang juga dinamakan proses fungsional dalam manajemen.
Sejak kapan ilmu Manajemen itu ada ? Apakah merupakan ilmu baru ??
Sesungguhnya, ilmu manajemen telah lama ada jauh sebelum, misalkan, indonesia merdeka. Salah satu bukti nyata bahwa ilmu manajemen telah ada adalah dengan adanya bukti yaitu candi bercorak Hindu-Budha terbesar di Dunia yaitu candi Borobudur di Indonesia. Adanya bangunan candi Borobudur ini menunjukkan bahwa pada zaman dahulu telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan candi yang berbahankan batu-batu besar nan luas yang tersusun rapi dan penuh dengan nilai artistik dan cerita sejarah dapat menjadi decak kagum masyarakat di seluruh dunia hingga menjadi salah satu ikon pariwisata paling terkenal di Indonesia. Dari sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ratusan bahkan mungkin ribuan orang terlibat dalam pembangunan candi Borobudur tersebut.
Bukti lainnya bahwa ilmu manajemen sesungguhnya bukan merupakan ilmu baru yaitu adanya Piramida di Mesir, bangunan Ka'bah di Makkah, Menara Pissa di Italia, hingga berbagai bukti sejarah lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Owen dan Babbage : Dua Pionir Dalam Ilmu Manajemen
Manajemen secara keilmuan baru terumuskan kurang lebih sekitar akhir abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Di antara tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1871).
TIGA KELOMPOK PEMIKIRAN DALAM ILMU MANAJEMEN
Pada dasarnya terdapat tiga kelompok besar dalam melihat teori dan praktik manajemen. Ketiga kelompok tersebut adalah Kelompok manajemen klasik, manajemen perilaku, dan manajemen kuantitatif.
1. Kelompok Pertama : Perspektif Manajemen Klasik
Perspektif ini terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu mereka yang memandang manajemen sebagai sebuah proses saintifik (scientific management) dan manajemen sebagai sebuah kegiatan administrasi (administrative management)
- Kelompok Manajemen ilmiah atau saintifik : Tokoh-tokoh kontributor dalam kelompok ini yaitu Fredrich Winslow Taylor ( 1856-1915), Frank Gilberth (1868-1924), Lilian Gilberth (1878-1972), Henry L. Gantt ( 1861-1919), Harrington Emerson (1853-1931).
- Kelompok Manajemen Administrasi : Tokoh-tokoh kontributornya yaitu Henry Fayol (1841-1925), Lyndall Urwick (1891-1983), dan Max Weber (1864-1920).
Di antara kontribusi yang berharga adalah mengenai spesialisasi pekerjaan, studi mengenai masa dan beban kerja, dan metode ilmiah mengenai kegiatan manajemen yang secara ringkas terepresentasikan melalui apa yang kita kenal sebagai fungsi-fungsi manajemen. Prosedur dan birokrasi juga termasuk kontribusi berharga dari kelompok manajemen klasik ini.
Akan tetapi, harus diakui salah satu kelemahan perspektif dari kelompok ini adalah bahwa mereka kurang memerhatikan aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek penting dalam organisasi. Aspek manusia yang tidak hanya dilihat dari faktor pemberian upah atau insentif , akan tetapi dari karakteristik kemanusiaan secara lebih menyeluruh, di mana manusia memiliki kebutuhan, motif, tujuan, dan perilaku yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
2. Kelompok Kedua : Perspektif Manajemen Perilaku
Berbeda dengan perspektif manajemen klasik, perspektif manajemen perilaku (behavioral management perspective) justru menekankan pada pentingnya manajemen memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula manajemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada dalam organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik.
- The Howthorne Studies :
Eksperimen yang dilakukan di perusahaan Western Electric di Howthorne (1927-1932), dimana dilakukan dua macam percobaan yaitu manipulasi penerangan terhadap pekerja dan pemberian insentif terhadap pekerja yang dapat memasang sambungan telepon lebih banyak di bank yang lokasinya berbeda-beda. Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui pengaruh penerangan dan juga insentif terhadap tingkat produktivitas para pekerja. Namun pada akhirnya, kesimpulan dari eksperimen itu adalah adanya perlakuan yang sama oleh manajer serta "perhatian khusus"-lah yang akan menentukan produktivitas para pekerja, bukan dari penerangan maupun banyaknya insentif yang diberikan, walaupun kedua hal tersebut dibutuhkan oleh para pekerja.
3. Kelompok Ketiga : Perspektif Manajemen Kuantitatif
Kelompok ketiga dalam melakukan pendekatan studi manajemen adalah perspektif manajemen kuantitatif, yaitu perspektif yang mulai tumbuh dan berkembang setelah perang dunia kedua. ada dua perspektif yang muncul dalam kelompok manajemen kuantitaif ini yaitu perspektif manajemen sains dan manajemen operasi.
Perspektif Manajemen Kuantitatif telah memberikan kontribusi berharga bagi peningkatan produktivitas organisasi. Tetapi, sebagai sebuah pendekatan model, perspektif ini memiliki berbagai keterbatasan, terutama jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa perilaku manusia dalam organisasi tidak mudah untuk dipahami dan di kuantifikasikan. Sering kali ahli kuantitatif terjebak pada perhitungan dan tidak sampai pada makna dari perhitungan itu sendiri.
TEORI MANAJEMEN KONTEMPORER
Sebagai tambahan, ilmu manajemen berkembang hingga kini (kontemporer) yang pengembangannya terjadi dalam berbagai bentuk dan konsep manajemen. secara garis besar, pengembangannya ini dapat terbagi menjadi dua, yaitu
Daftar Pustaka :
- Teori Relasi Manusia : (Abraham Maslow dan Douglas McGregor) teori ini berargumentasi bahwa pada dasarnya manusia selalu melakukan respons terhadap konteks sosial dimanapun dia berada.
- Teori Perilaku Kontemporer
3. Kelompok Ketiga : Perspektif Manajemen Kuantitatif
Kelompok ketiga dalam melakukan pendekatan studi manajemen adalah perspektif manajemen kuantitatif, yaitu perspektif yang mulai tumbuh dan berkembang setelah perang dunia kedua. ada dua perspektif yang muncul dalam kelompok manajemen kuantitaif ini yaitu perspektif manajemen sains dan manajemen operasi.
- Perspektif Manajemen Sains : menekankan pada penggunaan model matematika dalam penyelesaian seluruh kegiatan dan persoalan manajemen.
- Perspektif Manajemen Operasi : merupakan salah satu bentuk aplikasi manajemen sains yang lebih memfokuskan pada kegiatan tertentu dalam kegiatan secara operasional
Perspektif Manajemen Kuantitatif telah memberikan kontribusi berharga bagi peningkatan produktivitas organisasi. Tetapi, sebagai sebuah pendekatan model, perspektif ini memiliki berbagai keterbatasan, terutama jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa perilaku manusia dalam organisasi tidak mudah untuk dipahami dan di kuantifikasikan. Sering kali ahli kuantitatif terjebak pada perhitungan dan tidak sampai pada makna dari perhitungan itu sendiri.
TEORI MANAJEMEN KONTEMPORER
Sebagai tambahan, ilmu manajemen berkembang hingga kini (kontemporer) yang pengembangannya terjadi dalam berbagai bentuk dan konsep manajemen. secara garis besar, pengembangannya ini dapat terbagi menjadi dua, yaitu
- Perspektif Sistem Dalam Manajemen : sistem, didefinisikan sebagai kesatuan elemen-elemen dalam organisasi yang memiliki fungsinya masing-masing, terintegrasi satu sama lain secara menyeluruh dan melalui sebuah proses diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan.
- Perspektif Kontingensi Dalam Manajemen : yaitu memandang bahwa dikarenakan karakteristik organisasi berbeda dengan yang lainnya, maka pendekatan manajemen yang harus diberikan juga secara otomatis akan berbeda.
Daftar Pustaka :
- Ernie, Kurniawan. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana.